Sabtu, 26 Mei 2007

TOL KANCI-PEJAGAN CAPAI 62 PERSEN

Sunday, 24 May 2009
CIREBON - Untuk kesekian kalinya, Menteri Pekerjaan Umum (Men PU) RI Djoko Kirmanto melihat dari dekat proyek pembangunan ruas tol Kanci-Pejagan sepanjang 35 km. Selain didampingi oleh sejumlah pejabat dari kementrian PU dan pihak investor yakni PT Sementa Marga Raya (SMR), dalam kunjungan kali ini juga ditekami oleh Kepala Badan Koordinasi Pemerintahan dan Pembangunan (BKPP) Cirebon Drs H Ano Sutrisno.
Sebelum meninjau proyek pembangunan jalan tol Kanci-Pejagan Men PU Djoko Kirmanto mendapatkan penjelasan dari PT SMR mengenai proggres pembangunan yang telah dilaksanakan di hotel Puri Santika Kota Cirebon. Selain itu, rombongan juga meninjau pabrik beton yang memproduksi panel-penel beton yang akan digunakan sebagai landasan jalan ruas tol Kanci Pejagan.
Seusai melihat dari dekat pengerjaan pembangunan jalan tol Kanci-Pejagan, Men PU Djoko Kirmanto mengaku optimis bahwa ruas jalan tol Kanci-Pejagan sepanjang 35 km yang mengubungkan Jawa Barat dan Jawa Tengah tersebut dapat dipergunakan pada mudik Idul Fitri September 2009.
“Jika melihat dari laporan pengembang tol Kanci-Pejagan, saya optimis ruas tol ini sudah dapat digunakan pada hari raya Idul Fitri September mendatang. Mudah-mudahan jika ruas tol ini sudah dapat dipergunakan bisa mengatasi kemacetan yang kerap terjadi pada arus mudik dan balik lebaran,” katanya kepada sejumlah wartawan saat meninjau pembangan tol Kanci-Pejagan di KM 255 Kecamatan Losari, Kabupaten Cirebon, Minggu (24/5).
Djoko juga mengatakan proses pembangunan tol Kanci-Pejagan yang yang merupakan bagian dari mega proyek trans Java ini susdah berjalan sekitar 62 persen. Saat ini saja, proses pembangunan sudah memasuki tahap kontruksi yang terbagai di tiga titik yakni dari arah Kabupaten Cirebon yang meliputi wilayah Kanci, Ciledug, dan dari wilayah Jawa Tengah yakni wilayah Pejagan.
“Dibandingkan ruas jalan tol lainnya yang sedang dibangun di pulau Jawa, ruas jalan tol Kanci-Pejagan merupakan yang paling cepat perkembangannya,” tegasnya.
Dalam kesempatan itu, Djoko mengimbau kepada investor yakni PT SMR agar menghijaukan seluruh median jalan. Hal itu dilakukan guna mendukung program Global Warming, hingga jika ruas tol dilewati tidak tampak gersang. Djoko menegaskan, dirinya tidak akan menandatangani berdirinya jalan tol Kanci-Pejagan jika hasil pembangunannya tidak layak pakai.
”Saya tidak akan menandatangani adanya jalan tol Kanci-Pejagan, jika progres pembangunannya tidak layak. Karenanya, pemeriksaan secara detail kelayakan jalan harus tetap diperhatikan dalam pembangunan ini,” jelasnya.
Lebih lanjut, Djoko juga sempat berpesan kepada Kepala BKPP Cirebon Drs H Ano Sutrisno MM dan Direktur Utama (Dirut) Bakrie Toll Road, Harya M Hidayat, agar paska pembangunan tol Kanci-Pejagan, pemerintah daerah baik investor supaya mengikuti pembangunan daerah sesuai dengan tata ruang negara dan pemerintah daerah.
“Jika jalan tol sudah beroperasi, biasanya pembangunan sangat cepat berkembangnya. Karenanya, saya berpesan kepada kepala daerah dan investor agar tidak melakukan pembangunan yang tidak sesuai dengan tata ruang. Jika hal ini dilanggar tentunya bakal diancam dengan hukuman pidana,” ujar Djoko.
Saat ditanya perkembangan pembangunan ruas tol Cikampek-Palimanan (Cikapa), Joko menegaskan, rencana pembangunan masih tetap sesuai dengan rencana awal. Dia meyakinkan, persoalan pembebasan tanah di wilayah Ciwaringin Kabupaten Cirebon sudah menemukan titik terang. Sedangkan untuk persoalan Waduk Jatigede, Djoko mengungkapkan bahwa hingga saat ini perkembangan pembangunannya sudah mencapai 7 persen.
“Padahal, target kami hingga saat ini, mencapai 5 persen. Sedangkan dalam hal pengoperasiannya, kami targetkan pada 2013,” tandas Djoko yang sebelum meninjau jalan tol Kanci-Pejagan mengunjungi proyek waduk Jatigede terlebih dahulu.
Di tempat yang sama, Direktur Utama (Dirut) Bakrie Toll Road, Harya M Hidayat, menambahkan, proses pengerjaan ruas tol sepanjang 35 kilometer ini terus dilakukan percepatanan. Hal ini dilakukan untuk menghindari pengerjaan pada saat musim hujan. “Kendala yang kami hadapi saat ini hanyalah jika turun hujun, karena jika hujan proses tentu sangat terhambat. Karenanya, memasuki musim kemarau ini pengerjaan terus kami percepat dan mudah-mudahan target Idul Fitri beroperasi bisa terealisasikan,” papar Harya.
Saat disinggung dana yang bakal dihabiskan dalam proses pembangunan jalan tol ini, Harya menegaskan, diperkirakan bakal menghabiskan dana sebesar Rp2,2 triliun. ”Kendati saat ini kita mengalami krisis global, Alhamdulliah pihak perbangkan masih percaya kepada kami untuk membantu proses pengerjaan jalan tol ini,” tukasnya. (radar cirebon)

Artikel Terkait



Tidak ada komentar:

Posting Komentar